Posts

NASEHAT UMAR BIN KHATTAB

Image

TETAPKANLAH HATIMU

Istiqomah dalam dakwah merupakan satu hal yang mesti menancap kuat dalam diri seorang Muslim. Sebagaimana di jaman Mutakhir ini, dimana kedzoliman, kesewenang-wenangan, sangat telanjang dipertontonkan. Secara kasat mata bisa kita saksikan bagaimana mereka sungguh-sungguh ingin membengkokkan petunjuk menuju jalan-Nya yang lurus. Maka istiqomah mesti terpatri pada diri seorang Muslim. Karena ini merupakan Sunnatullah yang harus dilewati, sebagaimana Rasulullah SAW dan para Nabi juga mengalami hal yang serupa. Sungguh, orang yang istiqomah dalam menyampaikan petunjuk-Nya, yang kemudian dia tidak takut dengan apa yang menimpa dirinya dan tidak pula bersedih. Maka malaikat pun turun seraya berkata: "wa 'absyiiruu bil jannatil lati kuntum tuu'aduun" Dan sungguh, Allah SWT sendirilah yang akan menjadi wali, pelindung, bagi orang-orang yang Istiqomah. Baik di dunia maupun di akhirat. FirmanNya: نَحْنُ أَوْلِيَآؤُكُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْءَاخِرَةِ ۖ وَلَك

HARGA MATI

Pada tahun 2003 saya pernah ikut kerja pada pedagang kaki lima, tepatnya jualan topi & sleyer. Sebagaimana karyawan baru, maka pemilik usaha mem-briefing dulu sebelum terjun melayani pembeli. Mulai dari jenis2nya, kualitasnya, hingga harga topi & sleyer nya. Yang saya ingat hingga hari ini adalah pesannya tentang harga nett dari tiap barang (harga dasar yang tidak bisa ditawar lagi/harga mati). Tentu saja hal itu saya jaga betul, jadi tiap ada pembeli yang menawar dibawa harga nett tentu tidak akan saya jual barang itu, sekalipun rayuan "mautnya" sungguh mempesona 😁 Pernah suatu hari belum ada pembeli namun tak berselang lama akhirnya ada calon pembeli yang datang lihat2 dan akhirnya kepincut juga kemudian menawarnya. Karena tawarannya di bawah harga nett (harga mati) jadi tidak saya berikan, padahal cuma kurang 2k atau 1k saja. Dan akhirnya sang pemilik usaha nyamperin calon pembeli dan meng-closing-nya dengan harga dibawah harga nett (harga mati). Kem

JALAN SUNYI (3) JUJUR

Dijaman mutakhir ini...kejujuran atau sifat jujur seakan telah menjadi sesuatu yang langka. Betapa banyak yang merasa nyaman dengan ketidakjujurannya alias hoax. Kalau hoax dilakukan oleh individu barangkali akibatnya hanya menimpa dirinya sendiri, "Mulutmu harimaumu". Namun akan menjadi lain bila hoax itu dilakukan oleh status quo misalnya. Yang terjadi bukan lagi mulutmu harimaumu, tapi sekaligus "mulutmu harimau kami". Mengapa ? Karena bisa jadi yang disana cuma cuap-cuap, namun karena ucapannya itu merupakan sesuatu yang mengikat maka seluruh masyarakat yang akan terkena imbas dari apa yang telah ditetapkannya itu. Tidaklah mengapa bila ketetapan itu pro rakyat, karena memang seperti itulah seharusnya. Namun bila yang terjadi justru sebaliknya, maka tentu saja bisa jadi petaka. Inilah bedanya orang alit dengan elit dalam berucap. Barangkali bencana yang terus datang silih berganti disegala lini kehidupan ini juga karena berpangkal dari ketidakjujuran ata

OVERSLEEPING

Kemarin motor Supra x mogok waktu mau dipakai. Hal ini terjadi lantaran beberapa Minggu motor parkir dirumah tidak pernah dipakai sampai-sampai bannya kempes. Heran, tidak dipakai bukannya awet...ee malah mogok. Hehehe... Busi saya periksa... ternyata businya klomoh terkena bensin...ya sudah dibersihkanlah. Setelah itu coba di starter lagi dan Alhamdulillah..bisa jalan lagi. Barangkali seperti itu yang namanya dakwah. Terkadang kita merasa capek kesana-kemari kontak dakwah, bolak-balik hanya untuk aktivitas belajar-mengajar, belum lagi tuntutan ekonomi yang semakin bertambah seiring tambahnya usia anak, ditengah kondisi seperti itu kemudian terbersit dalam hati kita "ah sebaiknya saya istirahat dulu". Disinilah cerita itu dimulai...cerita lalai ketika tubuhnya mengamini kata hatinya yang lelah (future). Ketika kita diam tidak bergerak atau bisa dikatakan tidur, maka tidur sejenak memang baik. biar badan fresh, biar badan bugar kembali. Seperti halnya tidur di awal mal

NASEHAT DARI REKAN KERJA

Sore ini ada pelajaran berharga yang saya peroleh dari obrolan ringan sesama kawan kerja. Kawan ini (konsen di tasawwuf/sufi) menyampaikan tentang pentingnya menata hati ketika kita sedang berinteraksi (dakwah) dengan masyarakat. Saat kita berinteraksi dengan masyarakat, disana banyak dinamika yang siap menyambut kita. Bisa jadi kita dihina, diremehkan, atau lebih dari itu. Maka menata hati itu menjadi penting. Terkadang masyarakat kita masih awam hingga terkadang keluar statemen2 yang menyakitkan hati. Bila hati kita sejak awal belum ditata, kemudian kita 'kaget' dengan statemen2 yang tidak beradab, lalu 'gerundel' bahkan mengumpat orang yang sedang berinteraksi dengan kita, meskipun itu dalam hati misalnya. Maka hal itu akan menjadi buruk bagi diri kita sendiri. Awalnya bisa jadi hanya bermodal semangat menyampaikan dakwah Islam, karena tidak dibarengi niat yang lurus (Lillah) maka bukannya kebaikan yang kita peroleh malah menjadi buruk, lantaran emosi ketika men